Bagi sebagian orang, filsafat
merupakan bidang keilmuan yang rumit. Mengapa bisa demikian? Apakah karena
istilah filsafat berbeda dengan istilah bidang keilmuan lainnya? Tapi bukan
disitu titik kerumitannya. Karena perbedaan istilah pada bidang keilmuan yang
berbeda sangatlah wajar. Filsafat yang sudah rumit bagi sebagian orang tadi, semakin
dirumitkan oleh sebagian lainnya yang merasa telah berfilsafat. Padahal, filsuf
(orang yang bijaksana) tidak pernah merasa dirinya telah bijaksana. Karena
sesungguhnya, filsafat menyederhanakan yang rumit. Bukan sebaliknnya. Lihatlah
pada definisi filsafat secara umum, ilmu yang mempelajari tentang keberadaan
dan batasan segala sesuatu. Jadi dalam filsafat, kita mempelajari tentang
segala yang ada kemudian batasan-batasan keberadaan tersebut.
Berdasarkan wilayah asal dan
penyebarannya, filsafat dibagi atas filsafat Timur dan filsafat Barat. Dimana
filsafat timur terdapat pada wilayah China, India, Persia dan Timur Tengah.
Filsuf dari timur adalah Lao Tze, Confusius, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, Ibnu
Khaldun dan lainnya. Sementara filsafat Barat berawal dan tersebar pada wilayah
Yunani, Eropa dan Amerika. Untuk mempelajari filsafat barat, diperlukan kajian
tersendiri terhadap sistem filsafat barat tersebut. Keliru jika kita
mempelajari filsafat barat dari membaca kritikan filsuf timur atas sistem
filsafat barat. Begitupun sebaliknya. Kali ini, kita akan membahas secara
ringkas mengenai sejarah, penyebaran dan perkembangan filsafat barat.
Periodeisasi Filsafat Barat
Dalam beberapa buku filsafat, kita
akan menemukan pembahasan tentang periodeisasi atau pembabakan filsafat barat
yang terbagi atas 4 bagian besar. Diantaranya;
1) Filsafat Yunani Klasik, bermula pada
abad ke 6 sebelum masehi hingga abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600
tahun sebelum lahirnya Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya
dipengaruhi oleh mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia
atau Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat dimana
Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio filsuf Yunani yang
paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah ada filsuf alam Yunani
yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi filsafat mereka membahas
tentang apa unsur utama (arkhe) yang menyusun alam semesta. Thales mengatakan
air, Anaximandros mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara
Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah filsuf
yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti Phytagoras, Herakleitus
dan Parmenides.
2) Filsafat Abad Pertengahan, di mulai
pada abad ke 4 sampai abad ke 15. Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus
Kristus ini ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran
filsafat yang bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang
mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari
peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang
bertentang dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini juga
dissebut sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami stagnansi
atau keterhambatan. Di sisi lain, filsafat timur khususnya filsafat Islam
mengalami perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran Muhammad Saw.
Di abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan
agamalah yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah
satunya adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima
argumentasi pembuktian kebaradaan Tuhan.
3) Filsafat Abad Modern, berawal
dari abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat Abad Modern didahului oleh pergerakan
filsuf yang menentang dominasi gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah
gerakan Renaissance di Prancis dan Italia, Enlightment di Inggris
dan Aufklarung di Jerman. Intinya, Eropa berada pada zaman pencerahan.
Filsafat kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di
sinilah berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan
atau sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa
filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal ini
terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini diantaranya;
Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, John Locke, Baruch
Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte, Karl Marx, Nietzsche dan masih
banyak lagi.
4) Filsafat Kontemporer, atau biasa
juga disebut filsafat postmodernisme (setelah modern) di mulai sejak abad ke 20
hingga sekarang ini (abad 21). Filsuf pada zaman ini melahirkan paham-paham
baru, diantaranya Fenomenologi, Filsafat perempuan atau Feminisme, filsafat
hidup atau eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad ini pula, para
filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di sisi
lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan mereka ke
dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok pada filsafat zaman
kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan beberapa tulisan
oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya; Edmun Husserls, Henri
Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn, Martin Heidegger, Jean
Paul Sartre, Jurgen Habermas dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar