Dalam
kehidupan sehari-hari kita mungkin sering mendengar kata-kata “diam itu adalah
emas”, walaupun sudah banyak orang-orang yang mengetahui kata-kata
tersebut, tetapi apakah mereka tahu bahwa diam itu benar-benar bisa di katakan
emas?
Diam
adalah bunyi dari segala isi hati, kurang lebihnya diam bisa di katakan sebagai
pertahanan amarah yang dapat merugikan orang lain. Biasanya orang yang
cenderung lebih banyak diam mempunyai ciri-ciri : mungkin orang tersebut sedang
mengalami banyak masalah, hidupnya tidak bahagia, watak dari sananya, atau
mungkin orang tersebut tidak bisa bicara alias (bisu). Lantas apakah ciri-ciri
yang disebutkan itu bisa di katakan diam yang ber-emas? Belum tentu. Terkadang
masih banyak yang harus diperhatikan untuk mencapai titik ke-emasan itu, jangan
sampai sikap diam itu menyakiti diri kita sendiri, bergulat dengan diri kita
sendiri, jika kita yang kalah dalam pertarungan itu khawatir diam itu menjadi
bibit kebencian terhadap orang lain, yang mengotori pada dinding hati.
Tetapi
apakah kalian tahu kalau diam itu adalah emas, justru berfikir adalah
seni. Berfikir levelnya lebih tinggi dari sekedar diam, berfikir merupakan
strategi menerjemahkan suatu keadaan yang memungkinkan berdampak buruk bagi
diri sendiri dan orang lain. jika diam tidak di sertai kerja fikir, diam yang
hanya sekedar diam saja tanpa melalui proses tahapan berfikir maka kemungkinan
besar ia akan mengambang dalam kesesatan dan menjauhkan diri dari arah
kebenaran, ia akan berbelok pada nilai-nilai kebijaksanaan. Oleh karenanya
lebih baik diam bukan hanya sekedar diam tetapi harus di sisipkan proses fikir.
Agar tindakan yang di ambil tidak melenceng dari nilai-nilai kebijakan. Karena
sejatinya tindakan adalah manifestasi daripada fikiran.
Kalau
di runut lebih jauh antara diam dan berfikir sebetulnya keduanya memiliki sisi
yang sama, keduanya mempunyai nilai-nilai kebijakan untuk melawan bumerang yang
akan berakibat pada diri sendiri juga orang lain. Artinya diam itu akan di
katakan emas jika dalam keadaan diam tersebut ada proses di mana otak difungsikan
untuk mengamati suatu permasalahan sekaligus menikmati keadaan sekitar. Oleh
karenanya diam itu tidak akan memunculkan sifat ke-emasannya, kecuali diam itu
sendiri bersinergi dengan kerja fikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar