Ketika habis turun hujan,
suatu ketika akan muncul pelangi. Legenda kuno mengatakan bahwa
Pelangi adalah selendang para bidadari yang terbentang dari surga ke bumi
, karena para bidadari sedang ‘berkenan’ untuk mandi di bumi.
Semua orang pasti pernah melihatnya. Dan semua pasti sepakat kalau ‘Pelangi
‘ yang berwarna warni itu indah. Semakin terang warnanya,
pelangi itu semakin terlihat indah.
Berdasarkan Ilmu Alam, pelangi itu
terdiri dari 7 warna : Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu.
Masing-masing warna tak pernah bercampur dan tak pernah saling
mengganggu. Komposisi warnanya juga tak pernah saling bertukar, walaupun antara
warna terletak diatas warna yang lain. Masing-masing warna juga tak pernah
saling mendominasi.Namun justru karena itulah pelangi terlihat sangat
indah.
Warna-warna pelangi mengajarkan pada kita agar selalu bersikap arif
dalam menghadapi perbedaan. Sebab,
keindahan warna yang muncul, akibat pertemuan antara sinar matahari dan rintik
hujan. Dua dzat yang sama sekali berbeda asal usul dan karakternya.
Secara alamiah, Tuhan juga menciptakan manusia secara berbeda-beda dengan
pendapat yang berbeda-beda juga sesuai dengan pemahaman masing-masing. Namun,
dalam sebuah tim, satu hal yang harus dijaga adalah sebuah keharmonisan
demi tercapainya tujuan bersama
Bukankah pelangi tak akan terlihat indah jika hanya terdiri satu warna ?
Begitupun dengan manusia. Jika manusia ini hanya terdiri satu pemikiran saja,
maka semua kehidupan akan berjalan monoton, kaku dan menjemukan.
Masyarakat Cina sangat akrab dengan pepatah, “ .Ho Wei Kui..
“ yang artinya . “ Rukun dan Harmonis adalah yang utama. “ Karena
itu, masyarakat Cina selalu mengutamakan keharmonisan dan
persatuan. Sebab, dengan menjaga keharmonisan dan persatuan, semua
masalah dapat dicari jalan keluarnya. Karena semua manusia itu berbeda,
maka terjadinya perbedaan pendapat juga biasa.
Bila kita merasa berbeda
pendapat dengan orang lain, cobalah untuk bersikap arif dengan mencoba memahami
jalan pemikiran orang lain. Mencari hal-hal yang baik atas pemikiran orang lain
dan bukan justru mengembangkan pemikiran buruk, atas kekurangan orang lain.
Tuhan menciptakan setiap manusia secara unik. Tak ada yang sama persis.
Bahkan sidik jari setiap manusia itu tak ada yang sama. Dalam hal pekerjaan, jangan
sekali-sekali mempunyai pandangan bahwa ketika kita bertemu dengan orang yang
berbeda jalan pikiran dengan kita seperti bertemu dengan musuh yang mengancam,
tapi berpikirlah bahwa itu merupakan awal dari sebuah proses dinamis menuju hal
yang lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar