1.KONSEP
KETUHANAN DALAM ISLAM
a.
Filsafat Ketuhanan dalam Islam
Berdasarkan Qs.Al-ikhlas Kitab Suci umat
islam terdapat konsep ketuhanan yang sempurna, singkat, dan mudah di pahami.
Konsep dasar Tuhan itu kita kenal sejak SD atau bahkan sejak dini baik sifat
tuhan, bentuk tuhan itu sendiri. Akan tetapi dalam umat islam tuhan itu tidak
dapat terlihat dan berwujud Dzat, yang kita rasakan saat ini hanyalah nikmat
dan bukti ciptaannya.
Menurut Ibnu Taymiah, Tuhan itu
sesuatu yang ditakuti dan dipatuhi yang mana manusia dapat tunduk padanya. Arti
filsafat itu sendiri adalah pemikiran seseorang dengan pendekatan akal budi
tentang tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan tuhan
secara Absolut atau Mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan
bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tetang tuhan.
Konsep ketuhanan dalam islam mulai
muncul setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Dalam islam konsep ketuhanan
merupakan hal utama dan paling utama yang harus diperbaiki karena itu merupakan
pondasi yang menopang kehidupan keislamannya nanti. Pondasi itu harus benar-benar
kuat dan kokoh karena jika tidak itu akan mengurangi hakekat keislaman seorang
manusia.
Pembuktian wujud tuhan dalam seorang
muslim sangatlah sulit karena tidak ada yang pernah melihat Allah, tapi hal
yang harus kita ketahui bahwa manusia tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta, Dunia
dan alam ini tidak mungkin tidak ada pencipta. Dan ialah Allah SWT maha
pencipta seluruh alam beserta isinya.
Dan sebagai hamba-hamba Allah kita
harus mengikuti semua perintah dan ajarannya dan menjauhi segala larangannya.
Hal yang wajib dilakukan umat islam tertuang dalam Rukun Islam, yaitu:
1. Syahadat
2. Sholat
3. Zakat
4. Puasa, dan
5. Haji (bagi yang mampu)
Kelimanya wajib
dilakukan apabila kita memilih islam sebagai agama kita,
Dan memilih Allah sebagai tuhan kita. Dan
yang wajib dari segala yang wajib ialah Sholat 5 waktu, karena amalan yang akan
ditanyakan oleh malaikat kelak dialam kubur adalah Sholat yang menurut umat
islam ialah tiang agama, yang apabila tidak menjalankan tiang agama itu akan
runtuh.
b.
Keimanan dan Ketakwaan
Iman dan Ketakwaan seseorang tidak dapat
diukur oleh apapun, atau iman dan ketakwaan seseorang bersifat tidak di
ilmiahkan, karena iman dan ketakwaan seseorang hanya dapat diukur dan dirasakan
oleh dirinya sendiri. Keimanan dan ketakwaan membutuhkan konsep dasar yang
konkert, artinya iman dan takwa menuntut sebuah perbuatan bukan perkataan dan
bukan seharusnya untuk diumbarkan.
Iman
menurut definisi dibagi menjadi 3 :
1. Membenarkan dengan hati
2. Diucapkan oleh lisan, dan
3. Dilakukan dengan perbuatan
Pekerjaan seorang muslim yang dilandasi
keimanan dimulai dengan niat, karena
Allah akan mempunyai nilai ibadah disisi
Allah. Sebaliknya pekerjaan yang tidak kita niatkan karena Allah tidak
mempunyai nilai apa-apa. Rasulullah SAW bersabda “bahwasanya segala perbuatan
tergantung pada niatnya dan bahwasanya tiap-tiap orang adalah apa yang ia
niatkan” (hadist riwayat Bukhari dan muslim).
Islam mengajarkan bahwa iman kepada
Allah harus besih dan murni, maksudnya setiap celah yang memungkinkan masuknya
syirik (mempersekutukan Allah).
Iman seseorang dapat turun dan naik
tergantung ia mengendalikan imannya. Iman seseorang dapat turun dan naik jika
ia mulai melupakan kewajibannya sebagai muslim. Ini juga saling berkaitan dalam
ketakwaan seseorang. Takwa sendiri berarti menuruti segala macam perintah Allah
dan menjauhi segala larangannya. Takwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah
yang berarti takut, menjaga, memelihara, dan melindungi. Takwa dapat diartikan
sikap memelihara kaimanan yang diwujudkan dalam pengalaman ajaran agama islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah).
Karakteristik orang-orang yang
bertakwa secara umum dikelompokan kedalam kategori atau indikator ketakwaan :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Para Malaikat
3. Iman kepada kitab suci
4. Iman kepada para Rasul
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qada dan qadar
Ke-6 karakter diatas juga
merupakan Rukun Iman, yang mana seorang muslim Harus memiliki pendirian atau
kepercayaan dalam rukun iman tersebut.
c.
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Seperti yang sudah dibahas dalam materi
diatas, implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern seperti sekarang ini
semakin menurun. Ditambah kecanggihan IPTEK dizaman globalisasi ini semakin
berkembang, salah satunya adalah internet ( dunia maya). Meskipun internet
dapat memudahkan dalam mencari ilmu pengetahuan dari berbagai sumber tanpa membawa buku, akan tetapi banyak orang
yang menyalahgunakan internet tersebut dalam keperluan lain terutama dikalangan
remaja. Contohnya video yang berbau seks, hingga dunia maya yang tidak sedikit
mengandung unsur ejekan antar etnis,budaya, dan agama yang salah satunya di
facebook maupun twitter.
Dengan demikian, bukan sedikit
anak/remaja yang lupa akan kewajibannya sebagai pelajar ataupun sebagai umat
muslim, karena bermain facebook/twitter anak biasanya lupa akan waktu karena
mereka dapat bermain hingga ber jam-jam lamanya sehingga lupa akan kewajibannya
misalnya sholat dan mengaji. Wajar jika MUI (majelis ulama indonesia) mengklaim
bahwa facebook HARAM, karena menurutnya facebook lebih banyak mudharatnya
dibandingkan dengan manfaatnya.
Tapi alangkah baiknya apabila kita
dapat memadupadankan antara agama dengan kehidupan di zaman modern ini,
ditengah-tengah tekhnologi yang semakin canggih ini harusnya kita dapat
memanfaatkan kecanggihan tekhnologi itu untuk mencari ilmu terutama dalam segi
agama, dengan demikian kita tetap menjadi manusia yang tau akan IPTEK tetapi
juga menambah iman dan ketakwaan kita.
Jangan sampai kita menuhankan apa
yang seharusnya tidak untuk kita tuhankan. Kita boleh memainkan/menjalin
komunikasi dengan teman didunia maya, akan tetapi kita harus mengingat
kewajiban sebagai muslim.
Bukan hanya didunia maya saja,
Handphone yang saat ini hampir semua anak/remaja memilikinya. Kita khawatir
akan penggunaan Handphone yang tidak semestinya. Misalnya, HP tersebut diisi
oleh video-video yang berbau seks. Tentu pengawasan dan perhatian orang tua
sangat dibutuhkan untuk mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan Handphone
tersebut agar anak-anak kita tidak melupakan kewajibannya sebagai muslim
ataupun pelajar.
Seharusnya orang tua juga perlu
menanamkan ajaran-ajaran agama didalam benak anak, supaya mereka dapat
menerapkannya ketika dewasa nanti. Dan agar mereka tidak terjebak dalam hal-hal
yang tidak kita inginkan ketika mereka dewasa nanti.
Pengaruh keluarga juga mempengaruhi
kehidupan seorang anak. Keadaan seperti Brokenhome juga dapat mempengaruhi
sifat anak, misalnya anak terlibat pergaulan bebas yang tentu menurunkan
impementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar