Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat
empat prinsip dasar, yaitu : 1) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan
bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap
perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; 2)
kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal; 3) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan; dan 4) pengembangan potensi siswa tidak hanya
menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
Siswa merupakan masukan mentah (raw
input) dalam manjemen persekolahan. Ketercapaian tujuan pendidikan
dimanifestasikan dalam perubahan pribadi siswa dengan segala aspeknya. Oleh
karena itu, sebenarnya semua sumber dana dan daya pada akhirnya bermuara pada
kepentingan siswa itu. Pada dasarnya siswa merupakan pusat utama dalam konsepsi
persekolahan, dan kesiswaan itu sendiri juga menepati posisi strategis dalam
administrasi pendidikan pada tingkat persekolahan. Apapun yang dilakukan
sekolah, program apapun yang dirancang sekolah, ujung-ujungnya adalah untuk
kepentingan siswa itu sendiri. Dan prestasi siswa akan menjadi ukuran
keberhasilan program pendidikan di suatu sekolah. Namun walaupun kedudukan
siswa begitu penting dan strategisnya, buku-buku literature atau kajian-kajian
tentang kesiswaan dalam konsep manajemen pendidikan itu sendiri tidak terlalu
banyak dan sepertinya kurang mendapat perhatian lebih. Holmes & Wynne
mengungkapkan Books and university courses on educational administration do not
give much direct attention to students, whose education is the justification
for the administrator’s existence. The explanation is that, supposedly,
everything educational administrators do is for and about pupils, directly
indirectly. Therefore, by the account, addressing them separately isolates only
afew factors of importance to them. The problem with mainstream approaches is
that discussion of organizational theory and principal/teacher relation
provides little evidence or argument to the effect that a particular approach
will benefit students. Students are central in our conception of the school. Mengingat
bahwa siswa merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan dan merupakan
sasaran utama dalam peningkatan kualitas pendidikan yang nantinya akn
berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu
bangsa melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia serta peningkatan
derajat sosial masyarakat bangsa, maka siswa perlu dikelola, dimenej, diatur,
ditata, dikembangkan dan diberdayakan agar dapat menjadi produk pendidikan yang
bermutu, baik ketika siswa itu masih berada dalam lingkungan sekolah, maupun
setelah berada dalam lingkungan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen
kesiswaan.
2. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Ruang lingkup mengenai manajemen
kesiswaan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program kesiswaan.
2) Penerimaan
peserta didik.
3) Orientasi
siswa baru.
4) Mengatur
kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah.
5)
Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan
maupun untuk kepentingan promosi peserta didik.
6) Mengatur
kenaikan tingkat siswa.
7) Mengatur siswa
yang mutasi dan drop out.
8) Mengatur kode
etik dan disiplin siswa.
9) Mengatur layanan
siswa yang meliputi:
a.
Layanan kepenasehatan
b.
Layanan bimbingan dan konseling siswa
c.
Layanan kesehatan baik fisik maupun mental
d.
Layanan kafetaria
e.
Layanan koperasi
f.
Layanan perpustakaan
g.
Layanan laboratorium
h.
Layanan asrama
i.
Layanan transportasi
10)
Mengatur organisasi siswa yang meliputi:
a.
Organisasi pramuka di sekolah
b.
Klub olah raga
c.
Klub kesenian
d.
Kelompok studi
e.
Pringatan hari besar
3. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen
kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Adapun
tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1)
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor
siswa.
2)
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat siswa.
3)
Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
siswa.
4)
Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan
siswa dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk
mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek
sosial emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan lain. Sekolah tidak hanya
bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional,
maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap
tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan
ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan
keadaan siswa, buku presensi siwa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku
mutasi, dan sebagainya.
4. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun
mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi yang
berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum
(kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2.
Fungsi yang
berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya,
keluarga dan
lingkungan sosial (sekolah &l masyarakat).
3.
Fungsi yang
berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi, kesenangan dan
minatnya.
4.
Fungsi yang
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa sejahtera
dalam hidupnya.
5. Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip
dasar, yaitu :
1.
Siswa harus diperlakukan sebagai subyek
dan bukan obyek, sehingga harus
2.
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan
dan pengambilan
3.
keputusan yang terkait dengan kegiatan
mereka.
4.
Kondisi siswa sangat beragam,
ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan
seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana
kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara
optimal.
5.
Siswa hanya termotivasi belajar, jika
mereka menyenangi apa yang diajarkan.
6.
Pengembangan potensi siswa tidak
hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
6. Tugas Manajemen Kesiswaan
Untuk
mewujudkan tujuan manajemen kesiswaan, sedikitnya memiliki tiga tugas utama
yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Penerimaan Murid Baru
Penerimaan murid baru merupakan salah
satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya dengan mengadakan seleksi
calon murid. Pengelolaan penerimaan murid baru ini harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap
tahun ajaran baru.
Menurut
Ismed Syarief Cs. (1976: 25-20) langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis
besarnya adalah sebagai berikut:
1) Membentuk panitia penerimaan murid
2) Menetukan syarat pendaftaran calon murid
3) Menyediakan formulir pendaftaran
4) Pengumuman pendaftaran calon
5) Menyediakan buku pendaftaran
6) Waktu pendaftaran
7) Penentuan calon yang diterima
1) Membentuk panitia penerimaan murid
2) Menetukan syarat pendaftaran calon murid
3) Menyediakan formulir pendaftaran
4) Pengumuman pendaftaran calon
5) Menyediakan buku pendaftaran
6) Waktu pendaftaran
7) Penentuan calon yang diterima
b) Pencatatan Murid dalam Buku Induk
Murid yang
baru perlu dicatat segera dalam buku besar biasa disebut buku induk atau buku
pokok.Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data dan identitas murid.
Buku induk merupakan kumpulan daftar nama murid sepanjang masa dari sekolah
itu. Di samping identitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi belajar
anak (daftar nilai rapor) dari tahun ke tahun selama ia belajar di sekolah
tersebut.
c) Buku Klaper
Buku ini
berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting.
Pengisiannya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk
itu.
Kegunaan
utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, apalagi belum
diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan diketemukan dalam buku klaper
karena nama murid disusun menurut abjad.
d) Tata Tertib murid
Menurut instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974, No 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar