Allah menciptakan sesuatu
selalu berpasangan-pasangan, umpamanya otak itu langit, maka hati itu adalah
bumi. Permisalannya di langiit ada petir berbentuk listrik, sedangkan bumi ada
medan magnet. Penetral listrik yang baik adalah bumi. Itulah sebabnya manusia
belajar dari alam, hakikatnya semakin tinggi ilmu seseorang maka seharusnya
hatinya pun semakin cerdas, hal itu menyeimbangkan otak yang semakin cemerlang dan ilmu yang
semakin melimpah. Bila berilmu tinggi, namun tidak disertai kecerdasan hati
maka timbullah penyakit otak.
Medan listrik dan medan
magnet saling berinteraksi, maka jarum magnet pada kompas ternyata bergerak
karena arus listrik. Maknanya, arus listrik otak dapat pula memberikan efek
getaran pada hati. Posisi yang selaras antara otak dan hati dapat kita jumpai
saat seorang hamba bersujud sewaktu solat.
Jika diurai hikmah dalam salat, secara bertrut-turut dari dahi, hidung,
mulut serta hati bersujud kepada-Nya. Otak yang selalu dibanggakan oleh manusia
dan merasa terhebat disbanding makhluk ciptaan Allah yang acap kali membuat
sombong, dengan salat dahi itu tersungkur diatas tanah tak berdaya.
Esensi nya sehebat apapun manusia jika
dibandingkan dengan Allah SWT maka manusia hanya lah kecil dan tak ada
apa-apanya. Lalu mengapa manusia masih juga sombong? Telah banyak bukti yang
Allah telah tunjukan atas orang-orang yang sombong, hal tersebut ditujukan
untuk menjadi bahan pelajaran bagi mereka.seperti Fir’aun yang sombong dan
melampau batas, bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kemudian Allah mengutus
Nabi Musa untuk memperingatkan Fira’un, namun naas, raja yang kufur itu justru
insaf setelah ajal berada di ujung leher dan hal itu sudah terlambat. Begitu
juga Raja Namrud, ia juga mengaku sebagai Tuhan, maka Nabi Ibrahim diutus Allah
untuk memberi peringatan kepada Namrud. Dengan kesombongannya itu, Namrud
menolak mentah-mentah risalah yang benar guna beriman kepada Allah. Lain dengan
kisah Qorun, dia sangat kaya raya, namun karena kekayaannya itulah muncul
kesombongan. Akhirnya Allah pun menurunkan adzab kepada Qorun, dengan
membenamkan harta dan dirinya ke dalam tanah.Begitulahkisah –kisah orang sombong yang
mendapatsiksaandanadzabdari Allah
Saat mulut berdzikir, hati pun ikut bertasbih
kepada-Nya. Hati berfungsi mendetoksifikasi kesombongan yang dilakukan oleh
otak, hati menetralkan penyakit otak. Saat sedang bersujud, posisi hati berada
di atas otak. Hikmah dari hal tersebut ialah pertama, sesuai dengan hadist Nabi
saw bahwa tempat Allah di bumi adalah hati, hal ini berarti Allah Maha Tinggi,
dibanding otak manusia. Kedua, bahwa yang dinilai di sisi Allah ialah hati.
Hati merupakan cerminan dari perbuatan atau amal saleh, bukanlah ilmu yang
cemerlang atau kekuasaan yang tinggi. Ketiga, saat bersujud disitulah sedekat-dekatnya
Allah dengan hamba-Nya.
Sumber:
Sukri, Suwardi M. (2015). Rahasia Dibalik Penciptaan Organ Tubuh Manusia. Jakarta: Zahira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar