Sebatang
 pohon pisang tumbuh di atas tanah, ia hanyalah pohon seperti tumbuhan 
yang lain. Pohon ini hanya tumbuh mengikuti hukum alam ketentuan Tuhan. 
Sepintas ia hanyalah pohon biasa yang tak ada kelebihan yang menarik 
perhatian sebagaimana sekuntum bunga yang mengundang kupu-kupu yang 
cantik untuk hinggap menghisap sarinya. Namun, tidakkah kita perhatikan 
hal berikut ini?
Pohon
 pisang sebenarnya memiliki kehebatan yang dapat kita teladani. Pertama,
 pohon pisang itu dalam proses bertumbuh, jika ditebang sampai putus 
batangnya, maka ia akan tumbuh lagi persis dari pusat batangnya. Tak 
peduli berapa kali ia dibabat batangnya sampai putus sekalipun, ia tetap
 tumbuh dan tumbuh lagi sampai dewasa dan berbuah. Ini seharusnya 
memberi ilham kepada kita yang diberi akal yang cerdas sebagai 
manusia--makhluk yang paling sempurna--agar bisa meniru tabiat alami si 
pohon pisang tersebut.
Yang
 namanya kehidupan, pasti penuh cobaan/ujian, sering jatuh bangun, suka 
duka silih berganti, dan kadang gagal berkali-kali. Mengetahui fenomena 
ini, sudah seharusnyalah kita bisa mencontoh tabiat si pohon pisang ini.
 Sesering atau separah apapun kita terjatuh (baca: gagal), maka seperti 
si pohon pisang, kita harus bertumbuh lagi, bangkit dengan semangat yang
 lebih dahsyat. Tak peduli berapa kali kita ditebang oleh kegagalan lalu
 tumbang, maka sebanyak itu pula kita bangkit dan tumbuh lagi. Janganlah
 kita berhenti bertumbuh hanya karena sebuah kegagalan, tapi jadikan 
kegalan itu sebuah proses pemelajaran untuk meraih keberhasilan yang 
leibh dahsyat. Selama tubuh kita masih bernafas, selama itu pula sukses 
masih bisa kita raih. Seperti langit yang gelap gulita ditelan malam, 
pasti esok hari mentari akan bersinar lagi…, pasti!!!
Kedua,
 ternyata pohon pisang itu baru akan mati setelah ia berbuah, memberikan
 yang terbaik untuk kehidupan. Ini sungguh luar biasa…! Hal inilah yang 
seharusnya kita renungkan dalam-dalam. Kita sebagai manusia yang berakal
 dan sempurna, sudahkah kita renungkan…, apa yang sudah kita berikan 
untuk kehidupan ini? Apa yang sudah kita berikan untuk keluarga, 
lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara [sebelum kita meninggalkan 
dunia ini ?
Pohon
 pisang hidup untuk berbuah dan mati setelah meninggalkan manfaat. Jika 
kita bisa hidup seperti itu, tentu kita adalah pahlawan sejati. Namun 
kita sering lupa, banyak dari kita yang lupa diri dalam mengejar dunia, 
terlalu memikirkan diri sendiri, kesenangan dan kemakmuran diri sendiri,
 sampai-sampai kadang melupakan orang lain yang membutuhkan sesuatu yang
 bisa kita berikan. Banyak sekali orang lain di negeri kita tercinta ini
 yang nasibnya kurang beruntung dan membutuhkan uluran tangan kita. 
Bangsa ini pun merindukan bangkitnya manusia-manusia unggulan yang bisa 
membawa negeri ini menuju negeri yang aman, makmur, adil, dan sejahtera.
 Konon katanya negeri kita “gemah ripah loh jinawi”, seharusnya 
rakyatnya pun juga makmur berkelimpahan. Mungkin itu yang harus menjadi 
perjuangan kita bersama.
Dan
 pada kenyataannya hidup kita akan berakhir, itu adalah hal yang pasti 
dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Maka sesuatu yang berharga yang akan 
dan atau telah kita berikan untuk kehidupan inilah yang bisa memberikan 
kenangan nan indah penuh makna bagi generasi penerus kita, bukannya apa 
yang kita ambil dari kehidupan ini untuk menikmati masa hidup kita yang 
sementara. Sebagaimana harimau mati meninggalkan belang, rusa mati 
meninggalkan tanduk, dan gajah mati meninggalkan gading, maka kitalah 
yang menentukan apa yang akan kita tinggalkan. Apakah kita ingin nama 
kita akan tetap hidup dengan keharumannya walau kita sudah tiada, 
ataukah justru sebaliknya…, pilihan ada di tangan kita!
Pohon pisang saja mati setelah berbuah, bagaimana dengan kita sebagai manusia?
