Kamis, 12 Januari 2017

Seorang Pemimpin

Kepemimpinan adalah sifat yang universal karena sesungguhnya kepemimpinan itu melekat pada pribadi setiap orang. Ada orang yang sanggup mengekstrak kepemimpinan dari dalam dirinya dan mengamalkannya dengan maksimal sehingga mampu menjadi pemimpin yang baik di tengah komunitasnya. Kalaupun kebetulan dia tidak didaulat menjadi pemimpin, dia akan mampu memainkan perannya apapun itu dengan baik, sehingga mendatangkan manfaat bagi komunitasnya.
Ada juga orang yang tidak sepenuhnya mampu mengaplikasikan kepemimpinan dari dalam dirinya, sehingga selalu orang yang melambatkan laju organisasi, jadi biang masalah, bahkan untuk memimpin dirinya sendiripun dia tidak sanggup.
Untuk memudahkan melihat secara komprehensif proses kepemimpinan, kita bisa mengibaratkan kepemimpinan itu dengan memelihara sebuah pohon. Beberapa pakar manajemen menamakan pohon itu dengan pohon kehormatan.
Sebuah pohon memiliki akar yang berfungsi sebagai dapur sumber makanan dan nutrisi bagi seluruh bagian pohon. Kemudian ada batang, dahan, ranting dan daun pohon yang kasat mata dan membuat orang yang melihatnya mampu mengenali pohon tersebut. Terakhir, pohon tersebut menghasilkan buah yang bermanfaat.
Bagi seorang pemimpin yang sedang memelihara pohon kehormatan, akar pohon tersebut adalah mental dan keterampilan intrapersonal yang dikembangkan terus menerus. Pondasi kepribadian ini termasuk karakter, keimanan, akhlak, integritas, hati serta budi pekerti yang lurus. Hal-hal seperti ini tidak mudah terlihat dari kepribadian seseorang namun sangat menentukan bagaimana orang itu mengembangkan kepemimpinannya.
Akar yang memberikan supply nutrisi yang baik bagi pohon kehormatan, akan membuat batang, dahan ranting dan daun menjadi kokoh, rimbun dan segar. Dalam kepemimpinan, pondasi kepribadian yang baik akan terlihat hasilnya dari produktivitas orang tersebut. Produktivitas ini mencakup kinerja yang unggul, prestasi yang layak diacungi dua jempol, inovasi yang unggul dan pelayanan yang prima.
Akhirnya buah-buah dari pohon kehormatan pun akan nampak ke permukaan. Untuk kepemimpinan, buah atau manfaat dari proses kepemimpinan itu misalnya: Reputasi tinggi, jabatan puncak, nama besar, termasuk di dalamnya salary yang pantas.
Sejarah pun tidak mampu menutup tabir pemimpin-pemimpin fenomenal yang memberi warna bagi kemanusiaan. Tidak mesti dari bidang sosial atau politik, setiap bidang kehidupan selalu melahirkan pemimpin-pemimpin yang menginspirasi. Beberapa nama ini pasti membekas di benak anda. Abraham Washington, Soekarno, Albert Einstein, Mozzart, sampai pemimpin yang menaklukkan dunia dengan kasih seperti Mother Theresa pun bisa menjadi teladan. Semua pemimpin-pemimpin besar memiliki kesamaan yaitu membangun pohon kehormatannya dengan baik.
Jadi apapun jabatan dan profesi kita saat ini, kita semua adalah seorang pemimpin. Paling tidak kita memimpin diri sendiri dan memimpin keluarga. Jika kita dipercaya memimpin sebuah tim, sebuah divisi atau komunitas yang lebih luas, itu adalah tambahan talenta dari Tuhan untuk kita kembangkan. Sampai saatnya nanti Tuhan menagih kembali. Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita bisa mulai dengan membenahi akar pohon kehormatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar