Kamis, 12 Januari 2017

Sejarah Dan Perkembangan Filsafat Barat

Bagi sebagian orang, filsafat merupakan bidang keilmuan yang rumit. Mengapa bisa demikian? Apakah karena istilah filsafat berbeda dengan istilah bidang keilmuan lainnya? Tapi bukan disitu titik kerumitannya. Karena perbedaan istilah pada bidang keilmuan yang berbeda sangatlah wajar. Filsafat yang sudah rumit bagi sebagian orang tadi, semakin dirumitkan oleh sebagian lainnya yang merasa telah berfilsafat. Padahal, filsuf (orang yang bijaksana) tidak pernah merasa dirinya telah bijaksana. Karena sesungguhnya, filsafat menyederhanakan yang rumit. Bukan sebaliknnya. Lihatlah pada definisi filsafat secara umum, ilmu yang mempelajari tentang keberadaan dan batasan segala sesuatu. Jadi dalam filsafat, kita mempelajari tentang segala yang ada kemudian batasan-batasan keberadaan tersebut.
Berdasarkan wilayah asal dan penyebarannya, filsafat dibagi atas filsafat Timur dan filsafat Barat. Dimana filsafat timur terdapat pada wilayah China, India, Persia dan Timur Tengah. Filsuf dari timur adalah Lao Tze, Confusius, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, Ibnu Khaldun dan lainnya. Sementara filsafat Barat berawal dan tersebar pada wilayah Yunani, Eropa dan Amerika. Untuk mempelajari filsafat barat, diperlukan kajian tersendiri terhadap sistem filsafat barat tersebut. Keliru jika kita mempelajari filsafat barat dari membaca kritikan filsuf timur atas sistem filsafat barat. Begitupun sebaliknya. Kali ini, kita akan membahas secara ringkas mengenai sejarah, penyebaran dan perkembangan filsafat barat.
Periodeisasi Filsafat Barat
Dalam beberapa buku filsafat, kita akan menemukan pembahasan tentang periodeisasi atau pembabakan filsafat barat yang terbagi atas 4 bagian besar. Diantaranya;
1) Filsafat Yunani Klasik, bermula pada abad ke 6 sebelum masehi hingga abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600 tahun sebelum lahirnya Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya dipengaruhi oleh mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia atau Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat dimana Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio filsuf Yunani yang paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah ada filsuf alam Yunani yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi filsafat mereka membahas tentang apa unsur utama (arkhe) yang menyusun alam semesta. Thales mengatakan air, Anaximandros mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah filsuf yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti Phytagoras, Herakleitus dan Parmenides.
2) Filsafat Abad Pertengahan, di mulai pada abad ke 4 sampai abad ke 15. Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus Kristus ini ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran filsafat yang bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang bertentang dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini juga dissebut sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami stagnansi atau keterhambatan. Di sisi lain, filsafat timur khususnya filsafat Islam mengalami perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran Muhammad Saw. Di abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan agamalah yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah satunya adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima argumentasi pembuktian kebaradaan Tuhan.
3) Filsafat Abad Modern, berawal dari abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat Abad Modern didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah gerakan Renaissance di Prancis dan Italia, Enlightment di Inggris dan Aufklarung di Jerman. Intinya, Eropa berada pada zaman pencerahan. Filsafat kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di sinilah berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini diantaranya; Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, John Locke, Baruch Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte, Karl Marx, Nietzsche dan masih banyak lagi.
4) Filsafat Kontemporer, atau biasa juga disebut filsafat postmodernisme (setelah modern) di mulai sejak abad ke 20 hingga sekarang ini (abad 21). Filsuf pada zaman ini melahirkan paham-paham baru, diantaranya Fenomenologi, Filsafat perempuan atau Feminisme, filsafat hidup atau eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad ini pula, para filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di sisi lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan mereka ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok pada filsafat zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan beberapa tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya; Edmun Husserls, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Jurgen Habermas dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar