Kamis, 12 Januari 2017

Filosofi "Cermin"

Ketika berdiri dihadapan cermin, Anda bisa melihat kekurangan, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di muka. Bisa memperbaiki penampilan Anda, memperbaiki baju, menyisir rambut, dan seterusnya. Bahkan terkadang Anda berkali-kali melihat ke cermin, hanya sekedar meyakinkan diri Anda sebelum pergi.
Tahukah Anda wahai saat saudaraku, bahwa dalam kehidupan ini, kita adalah sebuah cermin. Ya! saya, Anda, kita.

Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang mu’min merupakan cermin bagi saudara mu’min yang lain.” (HR. Imām Bukhari dalam kitab Adabul Mufrād dan Imam Bayhaqi dalam Syu’abul Imān, hadits hasan)

Ini adalah permisalan yang agung dan sangat menakjubkan tentang nasehat-menasehati, saling mengingatkan antara kita dengan saudara kita
Cermin. Bukan hanya sekedar memberitahukan dimana letak kekurangan, kesalahan atau kotoran yang menempel di wajah. Tetapi cermin juga menjadi tempat kita untuk memperbaiki diri.

Cermin. Saat Anda meninggalkannya, tidak pernah mengingat kembali aib, cacat atau kotoran yang ada padamu. Jika orang lain setelah anda berdiri memakai cermin itu, dia tidak akan pernah bercerita bagaimana kamu dan apa kotoranmu. Dia tidak akan bercerita “Si fulan seperti ini dan itu.” Begitu pulalah kita sebagai seorang mu’min.

Seorang mu’min, dengan tulus, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan apa-apa akan menunjukkan kepada kita kesalahan dan kekurangan saudaranya sesama mu’min.

Lalu kita ingatkan, nasehati, dan tidak perlu menceritakan kepada muslim yang lain, cukup hanya Anda yang tahu aib-aib saudara kita.

Bercermin dengan menyendiri, tidak perlu mengingatkan seseorang dihadapan banyak orang, atau mengingatkan seseorang dengan keras dan kasar. Dia mengingatkan dengan lembut, hanya antara engkau dan cermin.

Begitu seharusnya kita memberi nasehat kepada saudara kita sesama muslim, dengan lembut, santun dan rahasia, tidak perlu orang lain tahu karena kita hanya mengharap balasan dan pahala dari Allāh ‘Azza Wa Jalla dan menginginkan agar saudara kita itu memperbaiki diri.

Mari kita menjadi cermin bagi mu’min satu dengan yang lainnya.


 Ust. Abu Zubair Hawary

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus