Kamis, 12 Januari 2017

Pentingnya Manajemen Kesiswaan

1.    Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : 1) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; 2) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; 3) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan 4) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
Siswa merupakan masukan mentah (raw input) dalam manjemen persekolahan. Ketercapaian tujuan pendidikan dimanifestasikan dalam perubahan pribadi siswa dengan segala aspeknya. Oleh karena itu, sebenarnya semua sumber dana dan daya pada akhirnya bermuara pada kepentingan siswa itu. Pada dasarnya siswa merupakan pusat utama dalam konsepsi persekolahan, dan kesiswaan itu sendiri juga menepati posisi strategis dalam administrasi pendidikan pada tingkat persekolahan. Apapun yang dilakukan sekolah, program apapun yang dirancang sekolah, ujung-ujungnya adalah untuk kepentingan siswa itu sendiri. Dan prestasi siswa akan menjadi ukuran keberhasilan program pendidikan di suatu sekolah. Namun walaupun kedudukan siswa begitu penting dan strategisnya, buku-buku literature atau kajian-kajian tentang kesiswaan dalam konsep manajemen pendidikan itu sendiri tidak terlalu banyak dan sepertinya kurang mendapat perhatian lebih. Holmes & Wynne mengungkapkan Books and university courses on educational administration do not give much direct attention to students, whose education is the justification for the administrator’s existence. The explanation is that, supposedly, everything educational administrators do is for and about pupils, directly indirectly. Therefore, by the account, addressing them separately isolates only afew factors of importance to them. The problem with mainstream approaches is that discussion of organizational theory and principal/teacher relation provides little evidence or argument to the effect that a particular approach will benefit students. Students are central in our conception of the school. Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan dan merupakan sasaran utama dalam peningkatan kualitas pendidikan yang nantinya akn berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu bangsa melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia serta peningkatan derajat sosial masyarakat bangsa, maka siswa perlu dikelola, dimenej, diatur, ditata, dikembangkan dan diberdayakan agar dapat menjadi produk pendidikan yang bermutu, baik ketika siswa itu masih berada dalam lingkungan sekolah, maupun setelah berada dalam lingkungan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen kesiswaan.
2.    Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
 
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1)   Perencanaan kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program kesiswaan.
2)   Penerimaan peserta didik.
3)   Orientasi siswa baru.
4)   Mengatur kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah.
5)   Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar             mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta       didik.
6)   Mengatur kenaikan tingkat siswa.
7)   Mengatur siswa yang mutasi dan drop out.
8)   Mengatur kode etik dan disiplin siswa.
9)   Mengatur layanan siswa yang meliputi:
a.         Layanan kepenasehatan
b.         Layanan bimbingan dan konseling siswa
c.         Layanan kesehatan baik fisik maupun mental
d.        Layanan kafetaria
e.         Layanan koperasi
f.          Layanan perpustakaan
g.         Layanan laboratorium
h.         Layanan asrama
i.           Layanan transportasi
10)    Mengatur organisasi siswa yang meliputi:
a.         Organisasi pramuka di sekolah
b.        Klub olah raga
c.         Klub kesenian
d.        Kelompok studi
e.         Pringatan hari besar
3.    Tujuan Manajemen Kesiswaan
     Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
     Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1)   Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2)   Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat siswa.
3)   Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4)   Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
     Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siwa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.
4.  Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya,
keluarga dan lingkungan sosial (sekolah &l masyarakat).
3.      Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
4.      Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa sejahtera dalam hidupnya.
5.    Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1.    Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus    
2.    didorong  untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
3.    keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
4.    Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan  wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
5.    Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
6.    Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.


6. Tugas Manajemen Kesiswaan
     Untuk mewujudkan tujuan manajemen kesiswaan, sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu:
a)   Penerimaan Murid Baru
       Penerimaan murid baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon murid. Pengelolaan penerimaan murid baru ini harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.
       Menurut Ismed Syarief Cs. (1976: 25-20) langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
1)    Membentuk panitia penerimaan murid
2)    Menetukan syarat pendaftaran calon murid
3)    Menyediakan formulir pendaftaran
4)    Pengumuman pendaftaran calon
5)    Menyediakan buku pendaftaran
6)    Waktu pendaftaran
7)    Penentuan calon yang diterima
b)   Pencatatan Murid dalam Buku Induk
       Murid yang baru perlu dicatat segera dalam buku besar biasa disebut buku induk atau buku pokok.Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data dan identitas murid. Buku induk merupakan kumpulan daftar nama murid sepanjang masa dari sekolah itu. Di samping identitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi belajar anak (daftar nilai rapor) dari tahun ke tahun selama ia belajar di sekolah tersebut.
c)    Buku Klaper
       Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu.
       Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan diketemukan dalam buku klaper karena nama murid disusun menurut abjad.
                                                                                                  
d)   Tata Tertib murid

       Menurut instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974, No 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar