Kamis, 12 Januari 2017

Antara Emas Dan Seni Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin sering mendengar kata-kata “diam itu adalah emas”, walaupun sudah banyak orang-orang yang mengetahui kata-kata tersebut, tetapi apakah mereka tahu bahwa diam itu benar-benar bisa di katakan emas?
Diam adalah bunyi dari segala isi hati, kurang lebihnya diam bisa di katakan sebagai pertahanan amarah yang dapat merugikan orang lain. Biasanya orang yang cenderung lebih banyak diam mempunyai ciri-ciri : mungkin orang tersebut sedang mengalami banyak masalah, hidupnya tidak bahagia, watak dari sananya, atau mungkin orang tersebut tidak bisa bicara alias (bisu). Lantas apakah ciri-ciri yang disebutkan itu bisa di katakan diam yang ber-emas? Belum tentu. Terkadang masih banyak yang harus diperhatikan untuk mencapai titik ke-emasan itu, jangan sampai sikap diam itu menyakiti diri kita sendiri, bergulat dengan diri kita sendiri, jika kita yang kalah dalam pertarungan itu khawatir diam itu menjadi bibit kebencian terhadap orang lain, yang mengotori pada dinding hati.
Tetapi apakah kalian tahu kalau diam itu adalah emas, justru berfikir adalah seni. Berfikir levelnya lebih tinggi dari sekedar diam, berfikir merupakan strategi menerjemahkan suatu keadaan yang memungkinkan berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. jika diam tidak di sertai kerja fikir, diam yang hanya sekedar diam saja tanpa melalui proses tahapan berfikir maka kemungkinan besar ia akan mengambang dalam kesesatan  dan menjauhkan diri dari arah kebenaran, ia akan berbelok pada nilai-nilai kebijaksanaan. Oleh karenanya lebih baik diam bukan hanya sekedar diam tetapi harus di sisipkan proses fikir. Agar tindakan yang di ambil tidak melenceng dari nilai-nilai kebijakan. Karena sejatinya tindakan adalah manifestasi daripada fikiran.
Kalau di runut lebih jauh antara diam dan berfikir sebetulnya keduanya memiliki sisi yang sama, keduanya mempunyai nilai-nilai kebijakan untuk melawan bumerang yang akan berakibat pada diri sendiri juga orang lain. Artinya diam itu akan di katakan emas jika dalam keadaan diam tersebut ada proses di mana otak difungsikan untuk mengamati suatu permasalahan sekaligus menikmati keadaan sekitar. Oleh karenanya diam itu tidak akan memunculkan sifat ke-emasannya, kecuali diam itu sendiri bersinergi dengan kerja fikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar