Kamis, 12 Januari 2017

Essai : Mama IQku Berapa?

Mengapa anak (manusia) perlu dan harus dididik? Sama halnya juga dengan mengapa anak (manusia) harus belajar? Agaknya kita perlu sependapat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk hidup yang baru dilahirkan sangat tidak berdaya seperti bayi manusia. Sebaliknya, tidak ada makhluk lain di dunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan apa yang telah diciptakan manusia dewasa. Jika bayi yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa yang lain, tidak belajar, maka tidak selamatlah ia. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia, begitu juga dengan makhluk yang lainnya. Setiap anak (manusia) membawa naluri dan potensi yang berbeda-beda dari awal ia dilahirkan. Naluri dan potensi-potensi tersebut perlu dikembangkan untuk kelangsungan hidupnya, karena manusia adalah makhluk sosial dan budaya berbeda dengan hewan. Manusia mempunyai kewajiban untuk terus dan selalu belajar kapanpun dan dimanapun ia berada. Belajar disini tidak hanya berpacuan kepada kegiatan menulis atau membaca di Sekolah, tapi belajar disini adalah bagaimana kita bisa menghargai waktu yang kita miliki untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Seringkali kita berpendapat bahwa anak yang pintar adalah anak yang mampu menyelesaikan soal fisika atau matematika di kelas, dapat menghafal pelajaran sejarah dengan baik, atau anak yang mendapat nilai 10 dalam ulangan biologi. Tapi bagaimana dengan anak yang susah menghafal, tidak bisa menghitung, tapi ia pandai memainkan alat musik piano, apakah ia berarti tidak pintar? Apakah itu hanya merupakan bakat? Keseimbangan otak kanan dan otak kiri perlu kita perhatikan dalam permasalahan ini. Bukan berarti yang bisa menghitung yang bisa disebut pandai dan yang bisa bermain piano yang mempunyai bakat.
Setiap individu manusia masing-masing mempunyai 3 sistem otak di dalam tubuhnya. Ada otak kanan, otak tengah, dan otak kiri. Masing-masing mempunyai peran dan fungsi yang berbeda. Otak kanan merupakan otak yang mengatur sistem dalam tubuh kita mengenai keahlian atau kepandaian kita dalam bidang keindahan dan fisik, seperti kemampuan atau selera kita dalam bidang seni musik, seni tari, seni lukis, olahraga, menulis cerpen, dan lain sebagainya. Untuk pengembangan intelektual otak kanan ini di beberapa negara maju telah dikhususkan untuk pengembangannya. Seperti sekolah-sekolah seni musik, tari, dan lain-lain, namun tetap menyetarakan level atau tingkatannya dengan sekolah-sekolah formal biasa. Tidak ada perlakuan sebelah mata terhadap siswa yang lebih unggul dalam pengembangan otak kanan daripada otak kiri, justru sebaliknya, sekolah-sekolah tersebut bisa menghasilkan kesuksesan. Terbukti dengan terlahirnya atlet-atlet dan musisi-musisi international yang menghasilkan banyak prestasi, karena sukses itu dilihat ketika ia bisa memberi apa bukan ketika ia mendapat rangking berapa di kelas. Salah satu ciri dari pengguna sistem ini adalah ia kurang berminat untuk mendapatkan nilai lebih dari gurunya di kelas dan terlihat lebih santai. Selanjutnya adalah otak tengah, bagaimana dengan pengendalian sistem ini, apakah sama dengan pengendalian sistem otak kanan? Tentu tidak. Sampai saat ini tidak banyak orang yang faham mengenai sistem pengendalian otak tengah ini, bahkan mungkin masih ada yang belum mengetahui tentang keberadaan otak tengah ini dalam tubuh kita. Otak tengah merupakan intelektual atau kemampuan yang bisa kita kembangkan taraf dan kegunannya. Manusia yang bisa menggunakan otak tengah ini selalu berpikir out the box (di luar kebiasaan). Bagaimana seseorang dapat menebak berapa jumlah pensil dalam tempat pensil dalam keadaan mata tertutup, dapat melepas borgol di tangannya tanpa bantuan alat apapun, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan otak kanan, otak tengahpun di beberapa negara maju telah diperhatikan keberadaannya, dengan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk pengaktifan sistem otak tengah. Karena otak tengah ini membutuhkan rangsangan tersendiri untuk pengaktifannya, itu sebabnya tidak semua orang  mempunya sistem otak ini. Tapi ternyata yang sebenarnya adalah setiap manusia memiliki sistem otak tengah, hanya saja kita belum mengaktifkannya sehingga kemampuan dari sistem ini seperti tidak kita miliki. Karena sistem ini membutuhkan pengaktifan khusus atau tersendiri. Terakhir adalah sistem otak kiri. Bagaimana kita bisa mengetahui kemampuan kita ada disini? Otak kiri merupakan sistem yang mengatur kita dalam bidang akademik. Seperti kecepatan dalam menghafal pelajaran, menghitung, dan lain sebagainya. Beruntung karena banyak orang terutama orang awam menganggap manusia yang mempunyai kemampuan disistem ini merupakan itulah manusia yang pandai. Meskipun sebenarnya tidak demikian.
Ada beberapa cara untuk kita mengetahui sebanyak atau sejauh apa kemampuan intelejensi kita. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti tes IQ. Pertanyaan-pertanyaan pada tes tersebut tidak memihak pada salah satu sistem otak saja. Otak kanan, otak tengah, atau kiri. Tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut menyeimbangkan pada semua kemampuan. Biasanya setiap anak (manusia) memiliki satu kehlian atau kemampuan khusus yang menjadi tolak ukur kesuksesannya, entah itu dari pengendalian sistem otak kanan, otak tengah, atau otak kiri. Semua sistem ini membutuhkan pengolahan yang tepat untuk terus digali dan ditambah tingkatannya. Kesalahan yang paling sering dilakukan manusia adalah cepat berpuas diri, kesalahan ini diperparah dengan anggapan bahwa dirinya mempunya pribadi yang baik, bahkan sangat baik. Anggapan seperti ini tentu tidak sepenuhnya salah, sifat yang fitriyah jika kita menganggap pribadi kita baik, mengumbar kebahagiaan, dan merasa sedih jika kecewa, namun untuk meminimalisir atau mengurangi hal-hal tersebut, dibutuhkan pembelajaran yang lebih pada diri kita. Baik ilmu yang diserap untuk jasmani melalui tiga sistem otak tersebut ataupun ilmu yang diserap untuk rohani melalui pendalaman ilmu agama dan kepercayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar