Rabu, 07 Januari 2015

Seperti "PADI".



Seperti “PADI”

Karakter manusia terbentuk melalui kehendak dan pengalaman yang telah dialami. Karakter yang terbentuk akan menuntun manusia dalam bersikap terhadap suatu kondisi di hidupnya. Semakin tinggi pengetahuan, kekayaan ataupun faktor x lainnya, terkadang membuat seseorang menjadi angkuh ataupun merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang lainnya. Terbersit mengenai filosofi padi yaitu tanaman padi biasanya semakin berisi akan semakin merunduk. Mengapa manusia sulit melakukan hal tersebut? Hal ini terjadi karena faktor ego yang menguasai pemikiran individu tersebut.
Seperti padi yang semakin berisi maka semakin merunduk,manusiapun seharusnya seperti itu. Ketika seseorang memiliki faktor x yang lebih jika dibandingkan dengan yang lainnya, maka seharusnya orang tersebut tetap rendah hati dan mengayomi orang disekelilingnya. Karena jika kita merasa ‘lebih’ jika dibandingkan dengan yang lain, sesungguhnya banyak orang yang memiliki kelebihan yang lebih tinggi daripada kita.
Seperti pribahasa yang mengatakan “di atas langit masih ada langit”. Karakter yang baik akan menjauhkan kita dari sifat  sombong, tinggi hati dan lain-lain. Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membatasi ego menguasai diri seseorang. Tidak ada manusia yang dapat melihat perubahan warna padi dari hijau menjadi kuning. Oleh karena itu,sesungguhnya tidak ada yang pantas kita sombongkan karena tidak ada manusia yang sempurna dalam menjalankan kehidupannya dan memiliki keterbatasan tertentu dalam mengetahui hal-hal yang belum diketahui sampai saat ini. Semakin kita banyak mengetahui sesuatu,maka semakin banyak pula hal yang tidak kita ketahui.

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan/ Rike Purnama/ Matematika 7 B /(2225132208)

1. Generasi Berkarakter. Generasi Pendobrak Kemajuan Bangsa
2. Pemimpin Masa Depan “Sang Generasi Platinum”
3. artikel aksi .Tingkatkan Kualitas Perguruan Tinggi
4. Seperti "PADI"
5. pertanyaan
6. Mat 3B/23(085719178409)Neo Positivisme Terhadap Pendidikan
7. Ref_Mat_3B / 23 (Neo Positivisme Terhadap Pendidikan)
8. ppt Neo Positivisme
9. Syafruddin Prawiranegara “Presiden Yang Terlupakan”
10. Prasasti Batu Tulis Ciaruteun Dan Misterinya
11. Mengapa Disebut Kota Bogor?
12. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
13. Essai : Titip Harap Untuk Regenerasi Terbaik
14. Essai : Demokrasi Milik Siapa?
15. Essai : Mama IQku Berapa?
16. Essai : Menasionalkan UNTIRTA
17. Ronggo Warsito
18. Dinamika Pelaksanaan Penegakkan Hukum di Indonesia
19. Kedudukan Bahasa Indonesia
20. Pentingnya Manajemen Kesiswaan
21. Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
22. Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara
23. Pengaruh Pembelajaran Sastra Pada Anak
24. Puncak kejayaan Islam Di Andalusia
25. Tan Malaka "Pahlawan Islam Yang Terlupakan"
26. Tokoh Tokoh Aliran Filsafat Islam
27.Gender Dalam Persepektif Islam
28. Generasi Platinum Abad 21
29. Pulau Cangkir
30. Aliran Materialisme
31. Guru dan Tunjangan Profesi
32. Sejarah Benteng Pendem Cilacap
33. Mitos dan Filosofi Bunga Edelweis
34. Filsafat Pendidikan (Realisme)
35. Teman Sebaya dalam Pendidikan
36. Sejarah Matematika
37. Hakikat Manusia
38.  Akar Permasalahan Rendahnya Mutu Pendidikan
39. Sumber Pengetahuan dan Kriteria Kebenaran
40. Islam dan Dunia Kontemporer
41. Berpikir Filsafat
42. Filosofi Kopi
43. Idealisme VS Realistis
44. Filosofi Pohon Kelapa
45. Netral
46. Antara Emas dan Seni Dalam Kehidupan
47. Seorang Pemimpin
48. Konsep Pendidikan Dan Implikasinya Untuik Mencapai Keberhasilan
49. Pendidikan Berbasis Masyarakat
50.  Keseimbangan Otak Dan Hati
51. Aliran Empirisme
52. Filosofi Pelangi
53. Filosofi + dan -
54. Matematika Sebagai Ratu
55. Pragmatisme dam Implikasinya Dalam Pendidikan
56.  Manusia dan Kehidupan Sosialnya
57. Jangan Remehkan Angka 0
58. Filsafat dan Pendidikan
59. Pohon
60. Tokoh dalam Filsafat Pendidikan
61. Aliran Rekontruksionisme dalam Filsafat
62. Belajar dari Tumbuhan Putri Malu
63. Banten JAWARA
64. Ontologis Serang
65. Dikotomi Pendidikan
66. Sejarah dan Perkembangan Filsafat Barat
67. Konsep Ketuhanan Dalam Islam
68. Bogor, Kota Tua Penuh Cinta
69. Krisis Pendidikan
70. Aliran Strukturalisme
71. Sila Kelima yang Hilang
72. Esensial Mengenai Pandanggan Filsafat
73. Pendidikan Islam Berbasis Multikultural
74. Manusia Menjadi Lebih Baik Dengan Masalah
75. Filosofi Bunga Teratai
76. Filosofi Air
77. Filosofi Warna Putih
78.. Filosofi Bunga Mawar
79. Filsafat dan Teologi
80. Filsafat dan Globalisasi
81. Filosofi Permainan Congklak
82. Filosofi Payung
83. Filosofi Lingkaran
84. Filsafat Naturalisme
85. Filsafat Tiga Hewan Dalam Al-Qur'an
86. Teori Kebenaran dan Pandangan Filsuf
87.  Aliran Filsafat Eksistensialisme
88. Dinamika Hidup Dikalangan Remaja Saat Ini
89. Manfaat Mempelajari Filsafat
90. Sejarah dan Arti Lambang Negara Indonesia
91. Persoalan Filsafat
92. Pengaruh Idealisme Di Ruang Kelas
93. TAN MALAKA
94. Islam Dan Andalusia
95. Dari Ragu Menjadi Tahu
96. Berfilsafat, Haruskah Melepas Agama?
97. Cerita Motivasi Dari Seorang Filsuf Sombong
98. Tingkatkan Kualitas Perguruan Tinggi
99. Filosofi Cermin
100. Filosofi Pohon Pisang







Generasi Berkarakter . Generasi Pendobrak Kemajuan Bangsa

Generasi Berkarakter. Generasi Pendobrak Kemajuan Bangsa

Karakter merupakan hal penting yang sangan memengaruhi kepribadian seseorang. Karakter tidak dapat diwariskan,tidak dapat dibeli dan tidak dapat ditukar. Karakter harus dibentuk dan dikembangkan sendiri oleh masing-masing individu, karena karakter dapat terbentuk dan berkembang melalui proses belajar dan pengalaman panjang seseorang . Karakter seseorang dapat berubah sesuai kehendak dan proses hidup yang ia alami.

Karakter akan sangat mempengaruhi bagaimana orang memandang kita. Seseorang yang memiliki karakter yang baik akan dipandang dan disegani oleh orang lain, begitupun sebaliknya. Karakter memiliki nilai penting bagi masa depan seseorang. Seseorang yang berkarakter baik akan hidup sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku dan tidak akan berprilaku buruk.

Setiap orang bertanggung jawab dan memiliki kendali penuh atas karakter yang dimilikinya. Penguatan pendidikan karakter sangat penting mengingat negara kita sedang dilanda krisis jati diri sebagai bangsa Indonesia. Banyak permasalahan sosial yang terjadi seperti maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian, kenakalan remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi dan lain sebagainya yang sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Generasi penerus yang berkualitas akan membawa negara ini menjadi negara yang lebih maju kedepannya.

Menurut hasil penelitian sejarawan muslim klasik Ibnu Khaldun. Dalam 100 tahun perjalanan suatu bangsa akan lahir empat model pemuda. Pertama, generasi pendobrak. Mereka berani melakukan perubahan secara mendasar. Kedua, generasi pembangun. Dengan segala kesederhanaan dan solitadaritas yang tulus tunduk di bawah ototiras kekuasan yang didukungnya, bekerja secara bersistem, memiliki rencana dan target yang terukur. Ketiga, generasi penikmat. Karena dituntungkan secara ekonomi dan politik dalam sistem kekuasan, mereka tidak peka lagi terhadap kepentingan bangsa dan negara. Mereka berpikir bagaimana menikmati daripada bekerja untuk membangun. Keempat, generasi masa bodoh. Mereka tidak lagimemiliki hubungan emosial dengan negara. Mereka melakukan apa saja yang mereka suka tanpa memedulikan nasib negara.

Di negara ini sepertinya pada pemuda banyak yang menjadi generasi penikmat dan masa bodoh karena kurang ditanamkan pendidikan berkarakter. Menurut Ibnu Khaldun, apabila generasi ketiga dan keempat telah mewarnai suatu negara, keruntuhan negara sudah di ambang pintu. Suatu peradaban dapat runtuh karena timbulnya materialisme, yaitu kegemaran penguasa dan masyarakat menerapkan gaya hidup malas yang disertai sikap bermewah-mewah dan tidak peduli terhadap nasib bangsanya.

Generasi Pendobrak perlu dikembangkan agar negara ini maju dan dapat bersaing dengan negara lain. Pendidikan berkarakter harus ditanamkan sejak dini,bukan hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga. Karena seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dibandingkan dengan di sekolah.

Generasi yang berkarakter akan menjadi tombak perjuangan di masa depan. Karena kelak generasi tersebutlah yang akan menjadi pemegang amanah untuk memimpin bangsa ini. Kunci Keberhasilan suatu negara bukan hanya berada di tangan pemimpin, melainkan di tangan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di Negara ini. Pemerintah dan rakyat harus bahu membahu dan saling melengkapi untuk memajukan Negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/
https://www.facebook.com/notes/mohammad-nuh/generasi-pendobrak-generasi-entrepreneur/163781740498679