Kamis, 12 Januari 2017

Esensial Mengenai Pandangan Filsafat

Banyak yang mengira, filsafat adalah ilmu yang bertujuan mencari Tuhan, menerawang sesuatu secara metafisis, dan lain-lain. meskipun itu tidak sepenuhnya salah, namun sebenarnya, esensi filsafat adalah mencari kebenaran. Sejak permulaan peradaban manusia, hakikat manusia adalah menuangkan gagasan, pikiran, dan rumusan (ide) untuk mencari kebenaran, yang digunakan sebagai cara manusia memandang bagaimana hidup yang seharusnya (bertahan hidup).
Namun di zaman modern saat ini, filsafat seringkali mengeritik seperti apa kebenaran itu. Namun, sebenarnya kebenaran sudah dikritik para filsuf dari segala cabang pada zaman klasik. Di zaman Klasik, ada yang memandang kebenaran sebagai suatu fakta yang tak perlu dikritik (absolut), ada yang memandang justru fakta hanya sebuah interpretasi dari berbagai perspektif (relatif) dan kecenderungan kosong (nihil), ada yang memandang kebenaran hanya ilusi dari realita yang sesungguhnya (mistik).
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan bahwa Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya bahwa filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa esensi filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar