Kamis, 12 Januari 2017

ALIRAN MATERIALISME


Materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa materi dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan, kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi, materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu, malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya berkausa material. Pada ekselasi material menjadi suatu keniscayaan pada being of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan bahwa materi dan segala perubahannya bersifat abadi.
Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu ialah materi. Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun metafisikanya adalah metafisika materialisme.Materialisme merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.Materi merupakan hakikat yang nyata. Rohani, spritual atau supranatural bukalah sesuatu yang nyata adanya. Yang ada hanyalah materi, tak ada alam rohani atau alam spiritual. Kepercayaan pada Tuhan merupakan proyeksi kegagalan dan ketidakpuasan manusia mencapai apa yang diinginkan dalam hidup dan kehidupannya. Tuhan hanyalah hasil hayalan manusia, Tuhan dicipta manusia. Oleh karenanya tidak ada gunanya berusaha mencapai pengetahuan yang mutlak karena yang mutlak pada hakikatnya tidak ada. Pendidikan merupakan proses kondisionisasi lingkungan (Sadullah, 2007:116). Pendidik memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses atau jalannya roda pendidikan. Sermentara peserta didik tidak punya kebebasan dalam proses pembelajaran; yang dilaksanakan dengan metode kondisionisasi. Kiranya dapat dipahami bahwa perubahan perilaku menjadi titik perhatian paham materialisme.Materi dan alam semesta sama sekali tidak memiliki karakteristik-karakteristik pikiran dan tidak ada entitas-entitas nonmaterial. Realitas satu-satunya adalah materi. Setiap perubahan bersebab materi atau natura dan dunia filsafat,adaun tokoh tokohnya antara lain:
Karl Marx (1818-1883): Marx lahir di Trier Jerman pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang cukup berada, dan ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah dewasa Marx melanjutkan studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia memperoleh gelar doktor dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan Demoktirus. Kemudian, ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut Feurbach. Dalam usia dua puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran Rheinich Zeitung yang dibrendel pemerintahannya karena dianggap revolusioner.Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan hal yang fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-xita politik atau teologi yang berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari sejarah ialah suatu masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah masyarakat komunis.Thomas Hobbes (1588-1679 M): Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang material.Hornby (1974): Menurut Hornby materialisme adalah theory, belief, that only material thing exist (teori atau kepercayaan bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
Sebagian ahli lain mengatakan bahwa materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa materi dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan, kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi, materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu, malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya berkausa material. Pada ekselasi material menjadi suatu keniscayaan pada being of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan bahwa materi dan segala perubahannya bersifat abadi.Van Der Welj (2000): Van Der Welj mengatakan bahwa materialisme dengan menyatakan bahwa materialisme ini terdiri atas suatu aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh hukum-hukum fisika-kimiawi. Bahkan, terbentuknya manusia sangat dimungkinkan berasal dari himpunan atom-atom tertinggi. Apa yang dikatakan kesadaran, jiwa, atau roh sebenarnya hanya setumpuk fungsi kegiatan dari otakyang bersifat sangat organik-materialistis.
Adapun Macam-Macam Materialisme :
  1. Materialisme rasionalistik,menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengeti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
  2. Materialisme antropologis, ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan fisik-kimiawi materi;
  3. Materialisme dialektik, menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses material. Salah satu prinsif di materialisme dialektik adalah bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu, perubahan dalam materi dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain kehidupan berasal dari materi yang mati. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari materi yang mati, dengan proses perkembangan yang terus-menerus ia menjadi materi yang memiliki kehidupan.Ciri-ciri materialisme dialektik mempunyai asas-asas, yaitu :
·         Asas gerak;
·         Asas saling berhubungan;
·         Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
·         Asas kontradiksi intern.
·         Ada dua pandangan tentang materialisme
a.     Pandangan kaum materialis masa lampau
Kaum ini memandang bahwa alam semesta tersusun dari zat zat renik yang terdalam tersebut dan memandang alam semesta dapat di terangkan berdasarkan hukum-hukum dinamika. Berangkat dari pemahaman itu kaum materialis dewasa ini mengenal rumus yang paling mengejutkan di dalam fisika yaitu E=MC², yang menggambarkan bahwa tenaga E kedudukannya saling di pertukarkan dengan masa M.[1][1]
b.    Pandangan kaum materialisme Modern
Kaum ini memahami bahwa pola anorganis materi ada lebih dahulu daripada organisme yang hidup, berjiwa serta berarah tujuan. Yang belakangan ini muncul secara perlahan-lahan dan sebagai akibat suatu perkembangan secara evolusioner yang berliku-liku. Prinsip-prinsip fisika dan kimia pasti dapat di terapkan, meskipun secara tidak memadahi pada tingakatan makhluk hidup. Hal-hal yang bersifat anorganis dan organis merupakan satuan-satuan penyusun pada tingkat-tingkat yang berbeda, yang dapat di katakan tingkat-tingkat lebih rendah dan yang lebih tinggi. Dalam arti bahwa system material organis tersusun secara tinggi dan lebih berliku-liku, yang menunjukkan tanda-tanda gerak gerik yang baru. Materi yang tersusun semacam itu membuka jalan bagi tingkatan-tingkatan susunan yang secara keseluruhan merupakan kebulatan yang ciri pengenalnya ialah keadaannya yang diatur oleh hukum-hukum yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa perbedaan antara materialisme modern dengan materialisme yang lebih tua  terletak pada kemajuan ilmu. Materialisme mengambil hasil-hasil ilmu, meningkatkannya kedalam prinsip-prinsip yang umum dan menerimanya sebagai prinsip-prinsip kefilsafatan yang dianutnya. Dengan demikian bahan-bahan penopang bagi materialisme ialah hasil-hasil ilmu modern.
Ciri-ciri paham materialisme
  • Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
  • Tidak meyakini adanya alam ghaib,Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
  • Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum
  • Menjadikan kecondongan dan tabiat manusiasebagai akhlakadalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.
Salah satu kritik terhadap paham materialisme dikemukakan oleh aliran filsafat eksistensialsme.Materialisme mengajarkan bahwa manusia pada akhirnya adalah thing, benda, sama seperti benda-benda lainnya.Bukan berarti bahwa manusia sama dengan pohon, atau meja,kerbau, sebab manusia dipandang lebih unggul.
Referensi
http://unimus.ac.id/index.php/vadded/article

Tidak ada komentar:

Posting Komentar